![]() |
Siapa Dapat Berbaris Seperti Aku ini Coba angkat kakimu angkat berganti - ganti
Ayo......ayo.....ayoooo.....Seperti pramuka
mama/papa/pendamping
membuat barisan seperti kereta saat masuk ke kelas, dapat melatih buah
hati untuk mengenal antri, bersabar, tidak berebutan dengan teman. akan
lebih baik jika kegiatan ini sambil diiringi lagu-lagu yang dihafal oleh
buah hati. buaj hati akan semakin nyaman dalam barisan sampai masuk ke
kelas.


kegiatan Senam Chaki
Senam
Chaki adalah kegiatan wajib sebelum memulai kelas. pemanasan untuk anak
agar buah hati dapat nyaman di kelas dan tidak rewel. karena kegiatan
ini rutin setiap hari. buah hati sudah mulai hafal dengan senam chaki.
bahkan mama/papa/pendamping juga ikut memimpin senam chaki secara
bergantian di tiap pertemuannya. kelas jadi lebih bersemangat dan ceria.

kegiatan dongeng di panggung boneka
Pasti ayah/ibu/pendamping bertanya, apa
gunanya bercerita? Coba perhatikan! Jika ibu dan ayah bercerita, pasti ia akan
duduk tenang dan konsentrasi penuh pada cerita yang disampaikan. Nah, duduk
tenang, konsentrasi dan mendengarkan secara cermat adalah sebuah ketrampilan
bagi para batita (bawah tiga tahun) dan balita (bawah lima tahun). Mendengar
itu sama pentingnya dengan berbicara. Kelak ketika si kecil sudah besar, ia
akan mampu mendengarkan guru di kelas dengan baik dan benar.
Selain itu, anak tanpa sadar, mempelajari
kata-kata baru dari cerita cerita yang disampaikan. Mulai dari kata-kata yang
mudah hingga yang sulit. Kalau sudah punya banyak simpanan kata-kata, otomatis
si kecil menjadi lebih pandai berbicara ketimbang anak yang tidak pernah
mendengar cerita dari keluarganya. Ibu dan ayah pasti akan bangga sekali
mendengar “ocehan” si kecil dengan kata kata barunya.
Mendengarkan cerita juga memberikan
rangsangan kepada anak untuk memperoleh cerita baru setiap hari. Si kecil akan
semangat belajar membaca, karena anak menyadari akan mendapatkan banyak cerita
baru jika ia sudah bisa membaca. Pada saat anak belajar membaca, ibu dan ayah
harus lebih giat lagi bercerita, supaya anak lebih semangat lagi belajar
membaca. Begitu anak sudah bisa membaca huruf dan merangkai kata, maka ia akan
rajin membaca cerita dengan sendirinya. Kalau anak sudah rajin membaca, maka
tidak akan sulit bagi dirinya untuk membaca buku pelajaran di sekolah jika
sudah besar. Karena otaknya sudah terbiasa meramu kata dan kalimat yang mengandung
sebuah arti atau makna.
Mendengar, berbicara dan membaca
adalah tiga ketrampilan penting untuk batita dan balita. Dengan demikian anak
sudah memiliki modal dasar yang baik untuk menghadapi jenjang sekolah yang
lebih tinggi.
Penelitian menunjukkan anak yang
sering mendengar cerita pada masa balita akan sukses menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Karena, anak menjadi terbiasa mendengar
kalimat-kalimat panjang dan mencernanya menjadi sebuah arti.
Kegiatan bermain dan bereksplorasi di kelas Little 1 Academy
DUNIA ANAK ADALAH BERMAIN
Tahukah Ibu dan Ayah bahwa
anak-anak di seluruh dunia melakukan suatu kegiatan yang disebut bermain? Tidak
peduli mereka ada di Nigeria, Papua Nugini, Arab, Amerika, Eskimo, Nepal,
Medan, Palangkaraya, Timika atau di mana pun. Ananda bisa bermain sendirian
maupun dengan teman dan orang dewasa. Ananda dapat bermain dengan menggunakan
alat permainan yang memang sengaja dibuat untuk anak-anak dan sudah digunakan
di seluruh dunia sejak lama. Contohnya, boneka, bola, mainan yang merupakan
tiruan dari alat-alat yang ada dalam kehidupan sehari-hari (seperti, alat
masak-masakan, alat pertukangan, alat dokter-dokteran, mobi-mobilan), dan masih
banyak lagi. Ananda juga dapat bermain dengan menggunakan apa pun benda yang
mereka temukan, seperti kayu, batu, atau daun, menjadi mainan yang mereka
inginkan. Ananda bermain seperti yang dicontohkan oleh orang dewasa atau
anak-anak lain yang lebih tua. Ananda bermain dengan suara-suara yang mereka
keluarkan atau percakapan yang mereka lakukan.
Pada dasarnya, semua orang
bermain, dari bayi hingga remaja, bahkan sampai dewasa. Hanya saja,
dibandingkan remaja dan orang dewasa, anak-anak menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan bermain. Hal ini didukung oleh Deklarasi Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB) pasal 7:3 yang berbunyi, ¡§Anak perlu mendapatkan
kesempatan penuh untuk bermain dan berekreasi, sama seperti kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan; masyarakat dan pemerintah harus berperan aktif
mendukung pemenuhan hak tersebut.¡¨ Nah, karena anak-anak menghabiskan sebagian
besar waktunya dengan bermain, maka tidak salah kalau ada ahli yang mengatakan
bahwa bermain adalah ¡§pekerjaan¡¨ anak; melalui bermain, anak akan tumbuh dan
berkembang.
Tidak seperti anggapan salah yang
sering dianut oleh banyak orang bahwa bermain adalah suatu kegiatan
membuang-buang waktu dan dapat membuat anak menjadi bodoh. Ternyata, bermain
adalah kegiatan yang menyenangkan dan dapat menjadi sarana belajar yang baik
bagi anak, karena dilakukan tanpa tekanan dan paksaan. Penting untuk diingat,
yang paling utama adalah kegiatan bermainnya itu sendiri, bukan belajarnya.
Seperti sudah dijelaskan di atas, dunia anak adalah bermain, bahkan bermain
adalah ¡§pekerjaan¡¨ anak. Melalui kegiatan bermain, ananda belajar
mengembangkan berbagai kemampuan yang dimilikinya dengan menyenangkan dan
bahagia. Perlu dipahami, kemampuan anak usia dini untuk berkonsentrasi masih
pendek, penguasaan bahasanya juga terbatas, dan anak pun masih mudah bosan.
Oleh karena itu, anak usia dini belum siap untuk mengikuti kegiatan belajar
secara formal di bangku sekolah. Bila ananda dipaksa untuk mengikuti kegiatan
formal di sekolah, maka ia akan merasa tertekan, sehingga dapat mengalami
gangguan belajar dan gangguan perilaku.
Ibu dan Ayah diharapkan ikut bermain bersama anak.
Soalnya, keterlibatan Ibu dan Ayah dalam kegiatan bermain dapat memberikan rasa
aman dan nyaman bagi ananda, yang pada akhirnya akan membuat hubungan anak dan
orangtua menjadi lebih dekat. Ketika Ayah dan Ibu bermain dengan ananda,
orangtua sekali-sekali boleh mengarahkan, tetapi anak tetap yang paling aktif
dalam bermain.
Orangtua seharusnya lebih peka
dan tanggap akan kebutuhan anak waktu bermain, dan selalu berikan dukungan
sehingga anak tetap semangat bermain. Jika ananda terlihat mengalami kesulitan
saat memindahkan mainan, misalnya, tanyakan, apakah ia ingin dibantu namun
tidak secara langsung mengulurkan bantuan, ¡§Sini, Nak, Ayah bantu!¡¨,
melainkan katakana, ¡§Hmm¡K kayaknya berat, ya? Boleh Ayah tolong?¡¨ Bisa juga
dengan menyemangatinya, ¡§Coba Andi dorong pelan-pelan pakai kedua tangan¡K ya,
begitu¡K. ayo mama/papa/pendamping mulai sekarang kita ajak buah hati untuk bermain dan bereksplorasi ya.

Dokumentasi anak di setiap kegiatan













Tidak ada komentar:
Posting Komentar