PAUD Little 1 Academy
Tahun Ajaran baru Membuka Kelas :
KFC Pre School Little 1 Academy Launching
Tahun Ajaran baru Membuka Kelas :
Kelas Little Egg : ( 2-3 Th ) maksimal 20 anak/kelas
Kelas Big Egg : ( 3-4 Th ) maksimal 20 anak/kelas
Biaya Pendaftaran Rp. 500.000/semester, mendapatkan :
- Stater kit ( Seragam, Tas ransel, topi, diary )
- Personal Care ( Sikat gigi, handuk kecil, tempat sabun, sisir anak )
- Tempat makan dan minum
- 20 Lembar Voucher KFC ( ayam, nasi, air mineral )
Dengan metode pola asuh anak dan komunikasi efektif terhadap anak
JAKARTA, KOMPAS.com — Mata pelajaran Bahasa Inggris
tidak akan lagi dimuat dalam kurikulum wajib untuk siswa sekolah dasar
(SD) yang akan diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pada tahun ajaran 2013-2014. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Musliar Kasim mengatakan, mata pelajaran ini ditiadakan untuk siswa SD
karena untuk memberi waktu kepada para siswa dalam memperkuat kemampuan
bahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing.
"SD tidak ada pendidikan Bahasa Inggris karena Bahasa Indonesia saja belum ngerti. Sekarang ada anak TK saja les Bahasa Inggris. Kalau bahasa kasarnya, itu haram hukumnya. Kasihan anak-anak," kata Musliar, di Park Hotel, Jakarta, Rabu (10/10/2012).
Ia menegaskan bahwa aturan ini harus diikuti oleh semua sekolah. Namun, jika ada sekolah yang menjadikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran tambahan, itu merupakan persoalan lain dan akan dipertimbangkan lagi.
"Sekolah harus ikuti ini kalau dijadikan tambahan itu persoalan lain. Akan tetapi, untuk sekolah negeri, jelas tidak boleh," ujar Musliar.
Untuk sekolah internasional yang umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, pihaknya belum melakukan kajian mendalam. Namun, kurikulum baru ini tetap akan dirumuskan dan untuk sekolah internasional akan diatur belakangan.
"Kurikulum tetap kami buat, tetapi untuk internasional akan kita atur belakangan. Yang jelas mereka harus ikuti ketentuan kurikulum kita, enggak boleh lepas," tandasnya.
Seperti diketahui, kurikulum untuk siswa SD akan dipadatkan hanya enam mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Namun, ini baru disepakati untuk siswa kelas 1-3 saja, sedangkan kelas 4-6 masih didiskusikan lagi.
Guru Harus Kreatif, Bisa Ajar Etika Lewat 'Games'
| Bermain kursi musik dengan Kak Tanty |
JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya kasus kekerasan dan
aksi tawuran antarpelajar yang sering terjadi belakangan ini
mencerminkan sistem pendidikan di Indonesia masih kacau. Pengamat
perlindungan anak, Seto Mulyadi, memandang perlu adanya perubahan
kurikulum pendidikan yang lebih mengedepankan soal pendidikan karakter
terutama bagi anak dan remaja.
"Sistem pendidikan kita, nampaknya sudah melupakan etika, bahkan masih belum mementingkan pendidikan spiritual. Cara bertingkah laku pelajar masih kacau, masih ada banyak kasus kerasan dan aksi tawuran seperti yang lalu itu," ujar pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini saat menghadiri acara pelatihan ESQ bagi siswa SMA 70 dan SMA 6 di Jakarta, Kamis (11/10/2012).
Kak Seto menyarankan perlu adanya metode yang tepat untuk memutus mata rantai kekerasan dan tawuran di dunia pendidikan. Dalam hal tersebut, peningkatan kurikulum dapat diperankan oleh guru di sekolah.
"Hal demikian itu dipraktikkan oleh guru di sekolah, coba merangsang panca indera mereka (anak remaja) dengan game atau permainan yang mengedepankan kecerdasan emosial dan spiritual mereka. Itu efektif sekali membuat anak senang sekaligus berkarakter," ucapnya.
Kak Seto juga menjelaskan, visi pendidikan Indonesia harusnya sudah mengedepankan soal penerapan etika, yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan estetika.
"Tidak hanya mengejar nilai-nilai akademis, tetapi juga etika dan estetika. Dengan begitu, para pelajar dapat menjadi pribadi yang baik, dan bisa menjauhi tindakan-tindakan kekerasan yang ada di sekitarnya," jelas Kak Seto.
Ia menambahkan, perlu juga adanya campur tangan dari pihak ketiga, yaitu orang tua, sekolah, dan aparat untuk tetap memberikan teladan yang baik agar lingkungan sekitar juga mendukung sistem pendidikan yang sedang mereka jalani.
"Jangan sampai yang sudah baik dan damai dapat membara lagi. Ini berkaitan dengan usia anak juga, tolong kita yang dewasa berikan juga hak diskresi mereka, agar mereka bisa mengambil keputusannya sendiri," tandasnya.
"Sistem pendidikan kita, nampaknya sudah melupakan etika, bahkan masih belum mementingkan pendidikan spiritual. Cara bertingkah laku pelajar masih kacau, masih ada banyak kasus kerasan dan aksi tawuran seperti yang lalu itu," ujar pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini saat menghadiri acara pelatihan ESQ bagi siswa SMA 70 dan SMA 6 di Jakarta, Kamis (11/10/2012).
Kak Seto menyarankan perlu adanya metode yang tepat untuk memutus mata rantai kekerasan dan tawuran di dunia pendidikan. Dalam hal tersebut, peningkatan kurikulum dapat diperankan oleh guru di sekolah.
"Hal demikian itu dipraktikkan oleh guru di sekolah, coba merangsang panca indera mereka (anak remaja) dengan game atau permainan yang mengedepankan kecerdasan emosial dan spiritual mereka. Itu efektif sekali membuat anak senang sekaligus berkarakter," ucapnya.
Kak Seto juga menjelaskan, visi pendidikan Indonesia harusnya sudah mengedepankan soal penerapan etika, yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan estetika.
"Tidak hanya mengejar nilai-nilai akademis, tetapi juga etika dan estetika. Dengan begitu, para pelajar dapat menjadi pribadi yang baik, dan bisa menjauhi tindakan-tindakan kekerasan yang ada di sekitarnya," jelas Kak Seto.
Ia menambahkan, perlu juga adanya campur tangan dari pihak ketiga, yaitu orang tua, sekolah, dan aparat untuk tetap memberikan teladan yang baik agar lingkungan sekitar juga mendukung sistem pendidikan yang sedang mereka jalani.
"Jangan sampai yang sudah baik dan damai dapat membara lagi. Ini berkaitan dengan usia anak juga, tolong kita yang dewasa berikan juga hak diskresi mereka, agar mereka bisa mengambil keputusannya sendiri," tandasnya.
Bahasa Inggris Akan Dihapus dari Kurikulum SD
JAKARTA, KOMPAS.com — Mata pelajaran Bahasa Inggris
tidak akan lagi dimuat dalam kurikulum wajib untuk siswa sekolah dasar
(SD) yang akan diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pada tahun ajaran 2013-2014. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Musliar Kasim mengatakan, mata pelajaran ini ditiadakan untuk siswa SD
karena untuk memberi waktu kepada para siswa dalam memperkuat kemampuan
bahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing."SD tidak ada pendidikan Bahasa Inggris karena Bahasa Indonesia saja belum ngerti. Sekarang ada anak TK saja les Bahasa Inggris. Kalau bahasa kasarnya, itu haram hukumnya. Kasihan anak-anak," kata Musliar, di Park Hotel, Jakarta, Rabu (10/10/2012).
Ia menegaskan bahwa aturan ini harus diikuti oleh semua sekolah. Namun, jika ada sekolah yang menjadikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran tambahan, itu merupakan persoalan lain dan akan dipertimbangkan lagi.
"Sekolah harus ikuti ini kalau dijadikan tambahan itu persoalan lain. Akan tetapi, untuk sekolah negeri, jelas tidak boleh," ujar Musliar.
Untuk sekolah internasional yang umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, pihaknya belum melakukan kajian mendalam. Namun, kurikulum baru ini tetap akan dirumuskan dan untuk sekolah internasional akan diatur belakangan.
"Kurikulum tetap kami buat, tetapi untuk internasional akan kita atur belakangan. Yang jelas mereka harus ikuti ketentuan kurikulum kita, enggak boleh lepas," tandasnya.
Seperti diketahui, kurikulum untuk siswa SD akan dipadatkan hanya enam mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Namun, ini baru disepakati untuk siswa kelas 1-3 saja, sedangkan kelas 4-6 masih didiskusikan lagi.
(http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/11/1140461/Bahasa.Inggris.Akan.Dihapus.dari.Kurikulum.SD)
KFC Pre School Little 1 Academy Launching
Dalam perkembangannya di usia dini
0-6 tahun, otak anak berkembang sangat cepat hingga 80%. Pada usia tersebut,
otak mereka langsung menyerap berbagai bentuk informasi tanpa menyaring mana
yang baik atau yang buruk. Itulah saat di mana perkembangan fisik, mental,
maupun spiritual anak mulai terbentuk. Di masa-masa perkembangan inilah,
orangtua dapat memulai pendidikan anak usia dini guna memberikan mereka
berbagai pengetahuan yang nantinya dapat berguna untuk perkembangan mereka.
Menyadari bahwa pendidikan anak usia
dini itu memiliki peranan yang cukup penting bagi masa depan anak, KFC bekerja
sama dengan Dewi Hughes International Foundation (DHIF) menyelenggarakan sebuah
program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bernama Pre School Little 1 Academy.
Program ini merupakan program pendidikan bagi anak-anak usia Pra TK yang dibagi
menjadi 2 kelas, yaitu Little Egg (2-3 tahun) dan Big Egg (3-4
tahun). Bertempat di KFC Kemang pada Minggu, 22 Juli 2012, diadakanlah launching
program ini yang dihadiri pula oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh.

Acara launching yang dimulai
pukul 16.30 ini dibuka dengan kunjungan Bapak Mohammad Nuh ke salah satu kelas
yang ada, di mana anak-anak sedang berlatih proses membuat ayam goreng dengan
cara mencelupkan daging ayam ke dalam tepung. Setelah sempat berbincang
sejenak, bahkan ikut terjun langsung dalam proses pembuatannya, beliau
berlanjut ke kelas selanjutnya di mana telah berkumpul anak-anak yatim dari
Panti Rumah Yatim dan Panti Nurul Badar yang nantinya akan berbuka puasa dan
juga melaksanakan ibadah shalat Magrib dengan Bapak Mohammad Nuh.
Bapak Fikri Rahmat selaku Kids
Manager KFC Indonesia) menjelaskan bahwa saat ini baru terdapat 26 Little 1
Academy yang berada di gerai KFC seluruh Indonesia. "Kami targetkan pada
2013 mendatang akan terdapat 100 kelas PAUD yang tersebar di berbagai gerai KFC.
Namun, tidak semua gerai kami pergunakan karena hanya gerai-gerai besar
saja."

Setelah konferensi pers, acara
kemudian dilanjutkan dengan penyerahan 100 Al-Quran kepada Panti Rumah Yatim
dan Panti Nurul Badar dari Sinar Mas diikuti dengan penandatanganan prasasti
sebagai simbol peresmian program Pre School Little 1 Academy.
Kelas perdana KFC Pre School Little
1 Academy telah dibuka sejak Januari 2012 di gerai KFC La Terrace, KFC
Kalimalang, dan KFC Cikupa. Sementara, untuk wilayah Bandung, bertempat di KFC
Merdeka dan Sukawangi. Waktu belajar antara kelas Little Egg dan Big Egg pun
berbeda, yaitu Senin, Rabu, dan Jumat untuk Big Egg serta Selasa dan Kamis
untuk Little Egg. Biaya untuk Little 1 Academy inipun cukup terjangkau karena
hanya dengan membayar seharga Rp250.000/anak, para orangtua akan mendapatkan starter
kit berupa kaos, tas, topi, buku, paket personal care, dan voucher
paket pre school. [Dhanny]
http://megindo.net/news/Kiddo/kfc-pre-school-little-1-academy-launching/dea8d951ba490723b5bbbbe6d3235810/
http://megindo.net/news/Kiddo/kfc-pre-school-little-1-academy-launching/dea8d951ba490723b5bbbbe6d3235810/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar